SUARA PESANTREN | Semarang–Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang, untuk sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya menjaga mutu dan keamanan pangan maupun jajanan di lingkungan pondok pesantren yang ada di Jawa Tengah.
“Untuk pendidikan formal SD, SMP, dan SMA sudah clear. Sedangkan di ponpes, ini pertama kali adanya sosialisasi terkait keamanan makanan dan jajanan di pondok pesantren di Jateng,” ujar Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, dilansir Tribunnews, Jumat (16/12/2022).
Kegiatan ini, papar wagub, dirasa perlu untuk digencarkan di ponpes-ponpes di berbagai daerah di Jateng. Terutama, tandasnya, di ponpes yang jumlah santrinya tidak sedikit.
“Kegiatan edukasi ini juga digencarkan di pesantren-pesantren. Kalau sudah dari sini mereka juga harus menginisiasi untuk pertemuan-pertemuan berikutnya dan nanti bisa dikerjasamakan dengan Dinas Kesehatan Provinsi maupun kabupaten dan kota, serta narasumber dari BPOM dan lainnya,” jelas wagub.
Terlebih pada era pandemi Covid-19, bahwa menjaga ketahanan tubuh sangat penting untuk menghindari penularan virus membahayakan.
Maka untuk mendapatkan ketahanan tubuh yang sehat dan kuat dimulai dari diri sendiri melalui asupan makanan yang bergizi dan selalu menjaga kebersihan.
Dengan melakukan Cek KLIK, diharapkan masyarakat terhindar dari obat dan makanan yang berbahaya dan tidak memenuhi syarat.
Kepala BBPOM Semarang, Sandra M.P Linthin menjelaskan, BBPOM telah melakukan pengawasan untuk program pangan jajanan anak sejak tahun 2012.
Untuk tahun 2022, BBPOM Semarang sudah melakukan intervensi kurang lebih 3.000 sekolah. Baik sekolah tingkat SD SMP maupun SMA yang ada di Jateng. Sedangkan untuk sekolah atau ponpes di bawah Kementerian Agama hanya sekitar 5 persen dari ribuan lembaga pendidikan agama yang ada di Jateng.
“Kami akan memasuki pesantren-pesantren.Nanti kami mohon bisa berkoordinasi dengan Kanwil Kemenag, kita bisa mendapatkan data pesantren-pesantren mana saja yang akan kami utamakan. Khususnya dengan jumlah santri yang banyak,” katanya.
Kegiatan sosialisasi edukasi pangan aman dan bermutu di lingkungan pesantren di Jateng mulai digencarkan.
Melalui kegiatan itu, para pengurus ponpes dan santri dapat mengetahui dan memahami bagaimana mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan serta kualitas generasi muda memasuki Indonesia emas 2045. [fro]