SUARA PESANTREN | Ciamis–Penggagas aksi jalan kaki (longmarch) ribuan santri dari Masjid Agung Ciamis dalam Aksi Bela Al-Quran atau 212 pada 2 Desember 2016, K.H. Nonop Hanafi menyampaikan apresiasinya pasca deklarasi Capres Anies Rasyid Baswedan dan Cawapres Ahmad Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Hotel Yamato, Surabaya, Sabtu, 2 September 2023 lalu.
Menurut Nonop, AMIN atau Anies-Cak Imin adalah komposisi yang serasi dan saling melengkapi. Dengan demikian hubungan emosional antara keduanya saling mengisi.
“Pasangan AMIN pasangan yang serasi sehingga chemistry-nya dapat,” kata Nonop seperti dilansir KBA News, Jumat, 8 September 2023.
Selanjutnya, Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda II Bayasari, Kecamatan Jatinagara, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat ini menilai pasangan “AMIN” adalah wajah Indonesia asli, yang merupakan perpaduan antara santri modern dan santri tradisional.
“pasangan “AMIN” adalah wajah Indonesia asli, yang merupakan perpaduan antara santri modern dan santri tradisional.,” terangnya.
Lebih jauh, Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) se-Kabupaten Ciamis ini menambahkan bahwa kedua tokoh tersebut merupakan persenyawaan antara dua aktivis mahasiswa, di mana Anies mewakili Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sementara Cak Imin mewakili Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). “Perkawinan antara HMI dan PMII,” ujarnya.
Kiai Nonop mengucapkan doa agar pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dapat membawa Indonesia menjadi negeri yang baik dengan Rabb Yang Maha Pengampun.
“Mudah-mudahan pasangan ini membawa harapan baru Indonesia yang dapat menghadirkan Indonesia yang berkeadilan, mengubur polarisasi masyarakat, membawa Indonesia pada negeri yang baldatun thayibatun wa Rabbun ghafur,” tutupnya.
Untuk diketahui, ungkapan baldatun thayibatun wa Rabbun ghafur bersumber dari AlQuran Surat Saba ayat 15. Kalimat ini menggambarkan sebuah negeri yang baik dan memiliki pemimpin yang baik dan berlaku adil, keadaan negara aman sentosa, serta rakyatnya makmur dan sejahtera.
“Sungguh, pada kaum Saba’ benar-benar ada suatu tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua bidang kebun di sebelah kanan dan kiri. (Kami berpesan kepada mereka,) “Makanlah rezeki (yang dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman), sedangkan (Tuhanmu) Tuhan Yang Maha Pengampun.” [rojink]