SUARA PESANTREN | Jakarta–Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menyebut Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) sudah sejak dahulu mengajarkan kepada para santrinya, juga kepada bangsa Indonesia untuk selalu menjaga dan mempererat ukhuwah bahkan menjadi perekat umat. Hal ini juga tercermin dari penyematan kata ‘Darussalam’ dalam penyebutan nama pondok yang maknanya ‘Kampung Damai’.
HNW menegaskan bahwa persaudaraan yang tercermin pada Ponpes Gontor merupakan salah satu pilar penting untuk menciptakan perdamaian. Hal ini ia ungkapkan di sela-sela kegiatan acara Tajammu’ & Jalan Sehat memperingati 100 Tahun Gontor, di area Tugu Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
“Persaudaraan sendiri adalah pilar yang sangat penting dalam menciptakan perdamaian,” ujar HNW, Minggu (22/10/2023).
HNW menambahkan bahwa persaudaraan dalam konteks keumatan, kebangsaan, dan kenegaraan sesuai misi ukhuwah Gontor semakin diperlukan di Indonesia. Hal ini untuk merespons kehidupan bangsa dan negara yang saat ini sedang dihadapkan atau dipertemukan dengan berbagai perkembangan baik lokal maupun global.
“Sangat penting karenanya keluarga besar Gontor baik santri maupun alumni yang semakin banyak tersebar di seluruh Indonesia untuk membawa dan mewujudkan pesan perdamaian bagi seluruh umat dan bangsa. Karena negeri ini adalah negeri kita semua yang juga warisan perjuangan para ulama dan pesantren termasuk Gontor yang sudah berdiri sebelum Indonesia diproklamasikan,” tambanhnya.
Pelaksanaan kegiatan besar Tajammu’ dan Jalan Sehat 100 Tahun Gontor ini adalah sebagai salah satu cara Ponpes dalam mendidik umat dan bangsa dengan mempraktekkan ukhuwah dan menyebarkan perdamaian untuk Indonesia dan dunia. Pesan lain yang juga ingin disampaikan dalam kegiatan akbar ini adalah menyebarkan perdamaian dengan badan yang sehat.
Gontor sendiri sangat mementingkan olahraga dan kesehatan, maka untuk menciptakan perdamaian yang langgeng diperlukan badan yang prima juga. Para pelaku penyebar kedamaian juga harus dalam kondisi yang sehat baik jiwa dan raganya sehingga bisa menghadirkan kedamaian secara nyata dan berlangsung lama.
“Kita lihat, puluhan ribu massa santri Gontor dan keluarganya yang datang di satu tempat area Monas ini, membawa pesan penting soal persaudaraan atau perdamaian dan kesehatan. Sehingga, acara berlangsung lancar tanpa kendala dan disukai masyarakat karena dampak akhirnya juga sangat bagus,” tandasnya.
Acara Tajammu’ dan Jalan Sehat 100 Tahun Gontor ini sendiri berlangsung meriah. Ribuan santri dan alumni telah berkumpul selepas sholat Subuh pagi hari di area Tugu Monas sebelum melakukan jalan sehat bersama.
Acara ini juga diisi Petisi Tanda Tangan Peringatan 100 Tahun Gontor Merajut Kebersamaan untuk Persatuan Indonesia. Kemudian, dimeriahkan dengan atraksi santri dari berbagai pesantren dan alumni Gontor di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat seperti Marching Band, Reog Ponorogo, Debus Banten, Sisingaan, Pantomim, Hadroh, Silat, Paskibra, Pramuka, Ondel-ondel Jakarta, Tari Saman, dan Tari Nusantara.
Turut hadir juga, Pimpinan PMDG antara lain, KH. Hasan Abdullah Sahal, KH. M. Akrim Mariyat dan Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi. Para anggota Badan Wakaf Gontor dan Tokoh Alumni Gontor, seperti Prof Hamid Fahmi Zarkasyi (Rektor UNIDA), Prof. Dr. KH. Husnan Bey Fananie, KH. Muhammad Danial, KH. Muhammad Nasir Zein, Prof. Dr. KH. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, Ust Lukman Hakim Saifuddin (mantan Menag), Ust Suhaili Kalla, Ust Abdurrahman Fachir (Sekjen PMI) dan La Ode M Safiul Akbar (Komut Pelindo) serta sekitar lebih dari 40 ribu santri dan alumni dari berbagai wilayah Indonesia. [roji]