SUARA PESANTREN | Bangkalan–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, Madura, Jawa Timur kini berupaya mengembangkan potensi ekonomi di berbagai lembaga pondok pesantren di wilayah itu melalui program “One Pesantren One Product (OPOP)”.
“Program OPOP ini merupakan salah satu upaya kami dalam memajukan sektor ekonomi pesantren, mengingat pesantren memiliki potensi luar biasa apabila dikaji dari sisi jumlah penduduk di kabupaten ini,” kata Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron kepada wartawan di Bangkalan, Jumat (5/3/2021).
Ia menjelaskan, di Kabupaten Bangkalan terdapat 208 lembaga pondok pesantren dan 1.167 madrasah diniyah yang tersebar di 18 kecamatan di wilayah itu dengan jumlah santri dan alumni sekitar 80 persen dari total jumlah penduduk Bangkalan.
Selama ini, belum ada upaya pembinaan secara intensif kepada kalangan pesantren di bidang ekonomi, padahal dari segi potensi lembaga tersebut sangat potensial untuk dikembangkan.
Oleh karenanya, sambung bupati, Pemkab Bangkalan meluncurkan program “one pesantren one product” untuk memberdayakan potensi ekonomi yang ada di pesantren dengan memberikan bimbingan dan arahan kepada para santri agar menekuni dunia usaha. Minimal, satu pesantren harus memiliki satu produk unggulan.
“Jika target minimal ‘one pesantren one product’ ini terpenuhi, maka akan ada 208 produk lokal khas pesantren di Bangkalan ini, dan menurut hemat kami, ini potensi yang luar biasa. Apalagi bisa lebih dari satu product,” kata bupati.
“Ra Latif” sapaan karib Bupati Abdul Latif Amin Imron ini lebih lanjut menjelaskan, pihaknya mengapresiasi adanya pondok pesantren di Bangkalan yang bisa membuat pasar swalayan yang dikelola oleh koperasi pesantren. Salah satunya seperti Pasar Swalayanan Syaichona Cholil Bangkalan.
Sebab, keberadaan pasar swalayanan itu bisa menampung hasil produk lokal masyarakat Bangkalan, apalagi memang ditetapkan sebagai sarana pemasaran hasil produk UMKM masyarakat Bangkalan dan pondok pesantren lain yang ada di Bangkalan.
Bupati lebih lanjut menjelaskan, program ‘one pesantren one product’ ini merupakan program pendukung.
Sebelumnya, Pemkab Bangkalan juga telah meluncurkan program Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM) sebagai salah satu bentuk program percepatan pembangunan di bidang pertanian di Kabupaten Bangkalan.
Program yang keberja sama dengan Kementerian Pertanian itu, telah menyasar 230 santri dari 23 pesantren yang ada di Kabupaten Bangkalan dengan tujuan untuk mengajarkan keterampilan di bidang pertanian kepada para santri.
Program ini didasarkan kepada kondisi geografis di Kabupaten Bangkalan dengan potensi sektor pertanian yang mencapai 70 persen.
“Apalagi ini nanti dipadukan antara sektor pertanian dengan usaha kreatif pada program ‘one pesantren one product’ ini, maka kami yakin, hasilnya akan luar biasa,” katanya, menjelaskan.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statis (BPS) Bangkalan, total jumlah penduduk di kabupaten paling barat Pulau Madura ini sebanyak 1.060.377 orang, dan sekitar 107 ribu warganya bergerak di bidang usaha nonpertanian yang dikelompokkan dalam 15 kategori lapangan usaha.
Jumlah tersebut terdiri dari 99,57 persen usaha/perusahaan berskala mikro kecil (UMK) dan 0,43 persen usaha/perusahaan berskala menengah besar (UMB).
“Sasaran program ‘one pesantren one product’ ini pada usaha nonpertanian, dimana 80 persen diantaranya merupakan santri dan alumni pesantren,” katanya, menjelaskan. [rojink]