SUARA PESANTREN | Mojokerto–Dalam acara Multaqa ke VIII yang dihadiri oleh ratusan alumni Al-Azhar Mesir dari berbagai penjuru nusantara, berlangsung di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto pada 14 September 2024 lalu, Rektor Universitas Al-Azhar, Prof. Dr. Salamah Daud, menyampaikan berita positif terkait peluncuran program pembelajaran hybrid bagi mahasiswa internasional.
Inisiatif ini memberikan kesempatan kepada calon mahasiswa dari beragam negara, termasuk Indonesia, untuk mendapatkan pendidikan dari salah satu universitas tertua dan paling terkemuka di dunia melalui metode pembelajaran daring dan luring.
Program hybrid yang ditawarkan oleh Fakultas Ilmu-ilmu Keislaman dan Bahasa Arab untuk Mahasiswa Asing (Kulliyatul Ulum Al-Islamiyyah wal Arabiyyah lil Wafidin) memungkinkan peserta didik untuk menjalani dua tahun pertama secara daring, sebelum melanjutkan dua tahun terakhir secara langsung di kampus Universitas Al-Azhar di Kairo. Desain program ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas lebih dalam proses belajar, terutama bagi mereka yang menghadapi kendala akses fisik ke Mesir pada tahap-tahap awal pendidikan.
“Kami sangat bangga dapat memberikan solusi pendidikan yang fleksibel dan terjangkau bagi mahasiswa asing, tanpa mengurangi kualitas pendidikan yang selama ini menjadi ciri khas Al-Azhar,” ujar Prof. Dr. Salamah Daud yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Pusat Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (PP OIAA) dalam rilis yang diterima Suara Pesantren.
“Dengan metode hybrid ini, kami berharap semakin banyak pelajar dari berbagai negara yang dapat menikmati pembelajaran dari para ulama terkemuka Al-Azhar dan mendapatkan ijazah yang diakui secara internasional,” ungkapnya.
Keunggulan Program Hybrid Al-Azhar
– Kurikulum dari Al-Azhar: Semua mata kuliah, diktat, dan pengajar berasal langsung dari Universitas Al-Azhar.
– Ijazah Setara: Mahasiswa yang mengikuti program hybrid ini akan mendapatkan ijazah yang sama dengan mereka yang belajar langsung di kampus Al-Azhar, Kairo.
– Biaya Terjangkau: Biaya kuliah online adalah USD 1.500 per tahun (dua semester), sedangkan biaya belajar offline di Kairo adalah USD 1.000 per tahun.
– Moderat dalam beragama: Al-Azhar dikenal dengan pendekatan Ahlussunah wal Jamaah yang moderat dan relevan dengan masyarakat Indonesia.
OIAA Cabang Indoensia menyambut baik inisiatif ini. “Ini adalah peluang luar biasa bagi para peminat studi Islam untuk belajar langsung dari sumber yang kredibel dan terpercaya,” ujar Muchlis Hanafi, Sekjen OIAA cabang Indonesia.[]