PESANTREN | Jakarta–Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Reza Ahmad Zahid menegaskan tak ada yang bisa menggantikan pendidikan pesantren. Meskipun, banyak perubahan terjadi di dunia pendidikan.
“Pesantren adalah lembaga tertua di Indonesia yang masih eksis, apa pun perubahan yang terjadi, pesantren tetap eksis sampai hari ini dan insyaallah sampai kiamat pesantren akan tetap eksis,” kata Reza Ahmad Zahid dalam diskusi daring, Selasa 13 Oktober 2020.
Menurut dia, bertahannya pendidikan pesantren di berbagai perubahan zaman karena pesantren selalu berpegang teguh pada prinsip dasar keilmuan. Pun adanya digitalisasi pendidikan, tak membuat pesantren kehilangan jati dirinya.
“Apapun yang terjadi di lingkugan pesantren, itu tidak merubah prinsip dan spirit pesantren. Perubahan yang ada di lingkungan pesantren bukan perubahan yang menggeser dari nilai utama, namun berupa perkembangan yang ada di pesantren. Justru digitalisasi menambah wawasan ilmu di lingkungan ponpes,” jelas dia.
Ia menjelaskan, salah satu contoh metode pendidikan pembelajaran yang tidak hilang ialah belajar mengaji para santri di depan kiai atau gurunya. Bahkan, karena adanya digitalisasi pembelajaran, mengaji pun kini bisa digelar daring.
“Sekarang banyak kita temukan kiai di medsos, ada pesantren virtual dan grup WA (WhatsApp), ngaji online begitu,” kata dia.
Selain itu, perkembangan di lingkungan pondok pesantren dapat dilihat dari penambahan materi ajar. Penambahan materi ini sebagai suplemen bagi para santri. Ada beberapa pesantren yang berpegangan pada satu kitab sebagai materi ajar utama, ada yang kajian ilmu nahu, saraf, dan lain-lain.
“Ini adalah satu gambaran di mana materi ajar itu bertambah di ponpes, tapi tidak menghilangkan materi dasar ponpes, dan tidak sedikit yang menambahkan materi umum seperti pembelajarn bahasa inggris. Jadi terus berkembang,” papar Reza. [rojink]