SUARA PESANTREN | Jakarta–Maraknya kekerasan di lingkungan pesantren, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menghadirkan langkah-langkah solutif agar pondok pesantren bisa terbebas dari kekerasan.
“Oleh karena itu PBNU sekarang sedang menyiapkan langkah langkah untuk bisa menghadirkan pesantren yang bebas dari kekerasan, apapun bentuk kekerasan itu,” kata Ketua PBNU Alissa Wahid dalam Diskusi Terarah dan Konsolidasi Rencana Strategis Penanganan Kekerasan di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Alissa mengatakan bahwa sudah banyak berita yang menyoroti kekerasan di pesantren dan tak jarang kekerasan itu dilakukan oleh pengasuh pondok, termasuk santri senior. “Kita harus mengakui bahwa akhir-akhir ini berita tentang kekerasan di pesantren itu makin banyak, baik dilakukan oleh pengasuh maupun oleh santri senior kepada santri junior bahkan antarsantri yang setara,” jelasnya.
Dalam diskusi ini, Alissa Wahid menyampaikan bahwa PBNU sedang memikirkan faktor-faktor penyebab kekerasan yang terjadi di lingkungan pesantren. “Misalnya soal kesalahan-kesalahan pandangan tentang kesalahan pemahaman tentang tawadhu,” ungkapnya, dilansir NU Online.
Dia juga memberikan contoh mengenai budaya senioritas yang menciptakan kesewenang-wenangan terhadap santri junior. “Misalnya ketaatan kepada santri senior itu kemudian membuat santri seniornya menggunakan nilai-nilai itu, justru untuk melakukan kekerasan pada juniornya. Nah hal-hal seperti itu yang kita sedang pikirkan,” paparnya.
Ia juga menegaskan bahwa persoalan mengenai kekerasan sangat sering terjadi, termasuk kekerasan seksual di lingkungan pesantren dan menjadi persoalan yang bukan hanya penting, tetapi genting.
Sebagai diketahui, agenda diskusi ini diselenggarakan oleh Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) bekerja sama dengan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU. Acara ini juga dihadiri antara lain A’wan PBNU Nyai Hj Badriyah Fayumi, Ketua RMI PBNU KH Hodri Ariev, serta perwakilan dari beberapa badan otonom dan lembaga lainnya yakni Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN), Fatayat NU, Lembaga Bahtsul Masail (LBM), Muslimat NU, dan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU).[]