SUARA PESANTREN | Jakarta– Ketua Majelis Masyayikh Abdul Ghaffar Rozin menyebut jenjang Ma’had Aly (setara perguruan tinggi untuk pesantren) semakin dibutuhkan. Dia menyebut Ma’had Aly bisa menjadi pilar dalam mengembangkan serta mempertahankan tradisi keilmuan di lembaga pendidikan bercorak agama Islam tersebut.
“Pesantren memiliki karakteristik dan warisan tradisi yang sangat beragam. Namun, hal tersebut tidak boleh menjadi hambatan dalam mencapai mutu pendidikan yang tinggi,” ujar Rozin dalam bimbingan teknis Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Formal Pesantren untuk jenjang pendidikan tinggi Ma’had Aly dikutip dari laman Antara, Sabtu, 29 September 2024.
Rozin menegaskan pentingnya sistem penjaminan mutu dalam menjaga konsistensi kualitas pendidikan pesantren tanpa mengorbankan kemandirian dan kekhasan tradisi pesantren. “Saya kira tidak begitu salah menyatakan bahwa sistem pendidikan pesantren adalah sistem yang paling khas,” kata dia.
Menurut dia, sistem penjaminan mutu ini bukan hanya soal standar formalitas. Tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab moral pesantren menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi dan berakhlak mulia.
Tantangan yang dihadapi Ma’had Aly sebagai pendidikan tinggi yang dimiliki pesantren saat ini adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara tradisi keilmuan klasik yang menjadi ciri khas pesantren dengan kebutuhan modern yang menuntut kompetensi baru bagi para santri.
“Ini bukan hal yang mudah, tetapi bukan pula hal yang mustahil. Kami percaya, dengan dukungan sistem penjaminan mutu yang telah dirancang, Ma’had Aly akan mampu menjawab tantangan tersebut,” kata Rozin.
Rozin juga menyoroti peran penting bimtek ini sebagai sarana bertukar ide dan praktik terbaik dalam mengimplementasikan standar mutu sesuai dengan konteks masing-masing pesantren.
“Setiap Ma’had Aly memiliki kekhasan dan tradisi sendiri. Melalui bimtek ini, kita ingin memastikan bahwa sistem penjaminan mutu yang diterapkan tetap fleksibel dan dapat mengakomodasi keberagaman tersebut,” kata Rozin.[]