SUARA PESANTREN | Jakarta–Wakil Ketua Komisi VIII DPR F-PKB Marwan Dasopang mengatakan pihaknya masih memperjuangkan lahirnya Direktorat Jenderal (Ditjen) Pondok Pesantren di Kementerian Agama (Kemenag). Hal ini ia katakan dalam peringatan Hari Santri 2023.
“Saya kira perjuangan fraksi PKB di DPR RI dari segi legalitas saya kira sudah memadai, ada Undang-Undang Pesantren, ada Dana Abadi Pesantren, tapi kita masih berjuang sampai sekarang agar lahir yang namanya Ditjen Pontren di Kemenag,” kata Marwan dalam sambutannya di acara ‘Peringatan Hari Santri Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah’, Hotel Royal Palm, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (8/11/2023).
Marwan menyebut pihaknya sudah beberapa kali berunding dengan pemerintah tetapi belum mendapat titik terang. Ia meyakini jika kemudian hari pihaknya dapat memimpin bangsa Indonesia, maka upaya itu bisa terealisasi.
“Dan sudah kita ajukan, dan sudah bolak- balik kita berunding tapi alam pikiran pemerintah yang sekarang ini tidak seperti alam pikiran kita, maka mereka masih menganggap tidak penting,” ujar Marwan dilansir Detik.
“Maka sekali lagi, memang pemerintah ini harus kita gantikan, kita yang harus memerintah. Saya yakin kalau kita yang memerintah, alam pikiran pemerintah itu sama dengan alam pikiran kita,” sambungnya.
Politikus fraksi PKB ini mengatakan pihaknya juga memperjuangkan penambahan anggaran untuk dana abadi pesantren. Menurutnya hal tersebut diperlukan untuk menunjang sumber daya manusia (SDM) para santri di Indonesia.
“Untuk SDM, untuk para guru, peningkatan kapasitas, kemudian untuk para santri, untuk beasiswa. Tapi, kita akan menuntut untuk ditambah, kalau umpamanya masih Rp 25 Triliun ya nanti akan kita minta tambahan. Supaya kelolaannya lebih banyak, hasilnya lebih banyak lagi,” kata dia.
Ia menyebut perjuangan ini sejalan dengan Ketum PKB yang juga bacawapres Anies Baswedan. Ia menyebut dana abadi pesantren memang sudah berjalan, tetapi hasil yang diberikan belum maksimal.
“Itu sudah di alam pikirannya Pak Muhaimin, kita sudah bolak-balik diperintah memperjuangkan itu. Tapi kalaupun sudah berhasil belum maksimal, belum menikmati lah,” imbuhnya. [roji]