PESANTREN | Bandung. Keberadaan pesantren di Indonesia masih kerap dianggap sebelah mata. Padahal, pesantren memiliki andil dalam mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia dari bangsa penjajah. Pesantren sebagai institusi pendidikan yang sudah ada jauh sebelum merdeka kini kerap dituduh sebagai sarang teroris atau tempat lahirnya bibit radikaslisme.
Pembina Majelis Silaturahmi Pesantren (Masantren), KH Ruhiat Nugraha mengatakan, selama 75 tahun Indonesia merdeka, keberadaan pesantren justru semakin tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Seolah-olah, kata dia, pemerintah membiarkan pesantren perlahan mati eksistensinya.
Padahal, kata dia, mayoritas pendiri bangsa adalah dari kalangan ulama. Ulama, seperti kiai, ustaz, hingga santri ikut berjuang memerdekan bangsa Indonesia dari penjajah. Pesantren juga memiliki andil dalam mencerdaskan bangsa Indonesia di masa penjajahan.
“Bahkan Pancasila itu juga lahir dari para kiai dan ulama. Tapi anehnya, jangankan mendapat perhatian lebih, justru saat ini pesantren terus dipojokkan dengan tudingan radikalisme, anti Pancasila dan lainnya. Padahal, masyarakat pesantren yang turut mendirikan negara ini. Tentu ini masalah besar bagi warga pesantren,” kata Kiai Ruhiat usai melantik jajaran pengurus Masantren Kabupaten Bandung di aula Kecamatan Baleendah beberapa waktu lalu.