PESANTREN | Jakarta. Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH Hasan Abdullah Sahal, berharap pesantren tetap pada identitasnya. Bagi Kiai Hasan, bukan pesantren namanya jika tidak ada guru, murid dan pelajaran.
“Pesantren itu harusnya (diisi) oleh guru, murid, pelajaran dan kehidupan. Guru tanpa murid ada pelajaran seperti dalang. Ada guru, ada murid tapi tidak ada pelajaran, itu namanya ngobrol, omong kosong. Ada murid belajar tanpa guru itu namanya belajar sendiri,” kata Kiai Hasan saat mengisi Webinar Majelis Virtual Majalah Gontor, Rabu (2/9).
“Jangan sampai karena pandemi, identitas kepesantrenan hilang. Jangan sampai pesantren meninggalkan kehidupan dan tetap konsisten dalam kedisiplinan selamanya. Guru tetap guru. Murid tetap murid. Pelajaran tetap pelajaran,” imbuhnya.
Kiai Hasan melanjutkan bahwa Indonesia patut bersyukur dengan kehadiran pesantren. Pesantren, sambung Kiai Hasan, merupakan lembaga tertua di Indonesia.
“Pesantren itu sumber guru-guru bangsa. Liyundziru Qaumahum. Kita harus bahagia karena ada pesantren. Di Pesantren kita bisa mengatakan halal dan haram sesuai dengan apa yang kita ketahui. Bisa mengatakan yes dan no. Risikonya adalah jannah (surga),” sambungnya dilansir Gontornews.com.
Bagi Kiai Hasan, musibah Covid-19 yang melanda dunia merupakan proses pengajaran Allah Swt kepada manusia. Allah swt, lanjut Kiai Hasan, ingin hambanya yang beriman merasakan bahwa adzab atau musibah itu tidak enak dan menyedihkan.
“Menurut saya, turunnya musibah Covid-19 adalah karena Allah swt ingin memberikan pelajaran kepada kita,” tutupnya.
Dalam kesempatan perdana ini, Majelis Virtual Majalah Gontor mengangkat tema Pendidikan Pesantren di Masa Pandemi. Hadir dalam diskusi ini, Ketua Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor, KH Akrim Mariyat, Wakil Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2, H Muhammad Hudaya, Ketua Umum Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG), Dr KH Zulkifli Muhadli, Rektor Universitas Darussalam Gontor, Prof Dr Amal Fathullah Zarkasyi, dan Pemimpin Redaksi Majalah Gontor, Adnin Armas. [rojink]