SUARA PESANTREN | Yogyakarta–Selama ini Muhammadiyah lebih fokus pendidikan di sekolah-kampus, dibandingkan memberi perhatian utama di pesantren. Dibandingkan sekolah dan kampus, Muhammadiyah baru memiliki 127 Pondok Pesantren yang tersebar di 19 provinsi.
“Setelah Muktamar Muhammadiyah di Solo, sampai sekarang ini sudah ada 440 pondok pesantren Muhammadiyah di Indonesia. Jumlahya masih kalah banyak dibandingkan sekolah-sekolah Muhammadiyah. Maka saya sering mengingatkan, Muhammadiyah jangan melupakan pesantren. Sekarang waktunya, pesantren mendapat perhatian utama,” ujar Dr Masykuri MEd, Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah saat menyampaikan tausyiah dalam momentum Wisuda dan Pelepasan 40 santri Pondok Pesantren Tahfidzil Quran (PPTQ) Muhammadiyah Ibnu Juraimi Yogyakarta di Graha Wijaya Forriz Hotel, Jalan HOS Cokroaminoto, Pakuncen, Kemantren Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Minggu (25/06/2023).
PPTQ Muhammadiyah dibawah naungan Pimpinan Daerah Muhammadiyah/PDM Kota Yogyakarta. Hadir dan memberi sambutan KH Charis Thohari Rahman SSY SThI MSI Al-Hafidz (Direktur PPTQ Muhammadiyah Ibnu Juraimi), Aris Madani SPdI (Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah/PDM Kota Yogyakarta), Hibnu Basuki SIP MIP (Kasubag Bina Mental Kesra Pemkot Yogyakarta).
Menurut Masykuri, saatnya Muhammadiyah juga memperhatikan pesantren yang punya tugas menyemai kader-kader, dai, ustadz. “Selama ini banyak kader, ustadz, dai di Muhammadiyah, tetapi belum tentu dari lulusan pesantren Muhammadiyah itu sendiri. Ada lembaga Pendidikan Ustadz Pesantren Muhammadiyah perlu mendapat perhatian,” ujarnya.
Sedangkan Aris Madani dalam sambutannya banyak mengapresi langkah PPTQ Muhammadiyah Ibnu Juraimi. “Kami PDM Kota Yogya mengapreasi langkah konkrit PPTQ. Proses pembelajaran dan layanan berlangsung dengan baik,” katanya. Santri mendapatkan pembelajaran baik secara afektif, kognitif, psikomotorik sebaik-baiknya. Lulusannya mampu berkompetisi di era disrupsi.
Sebelumnya, Charis Thohari Rahman dalam sambutan menyebutkan, PPTQ Muhammadiyah berdiri sejak 2013 sampai saat ini telah menghasilkan puluhan santri telah selesai menghafalkan Alquran 30 juz. “Hari ini PPTQ Muhammadiyah Ibnu Juraimi melaksanakan Gelaran Wisuda akbar pertama dan Pelepasan angkatan ke-2,” ujarnya.
Wisuda dan Pelepasan diikuti oleh seluruh santri kelas akhir jenjang Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah dan Takhosus. Lulusan tahun 2023 dengan jumlah hafalan bervariasi. “Wisuda diikuti 40 wisudawan dengan perincian, wisudawan Mutqin 30 juz 3 orang haafidziin, wisudawan khatim 2 khaatimiin dan sisanya 35 orang dengan hafalan bervariasi,” ujarnya.
Dijelaskan Charis Thohari Rahman, Mutqin maksudnya di samping telah menyetorkan hafalan 30 juznya, santri tersebut juga melaksanakan ujian terbuka tasmi’ bil ghaib selama 1 hari 1 malam sebagai syarat kelulusan. Sedangkan khatim ialah santri tersebut baru selesai menyetorkan hafalan 30 juz saja, namun belum melaksanakan ujian terbuka tasmi’ bil ghaib 30 juz. Dalan momentum ini terpilih santriawan/santriwati kategori Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan wisudawan terbaik jenjang Takhorus.[nk]