SUARA PESANTREN | Paiton–Keterlibatan dalam media sosial yang terus berkembang seharusnya tidak dipandang sebagai hal yang mengganggu. Sebaliknya, itu harus dimanfaatkan sebagai sarana untuk memajukan perjuangan pondok pesantren. Hal ini disampaikan oleh Wakil Sekretaris Ponpes Nurul Jadid, Nyai Hj. Mutmainnah Waqid, saat menghadiri acara peluncuran resmi Madrasah Jurnalistik.
Acara tersebut dilaksanakan di Aula Mini, Gedung Sekretariat Ponpes Nurul Jadid, yang terletak di Paiton, Kabupaten Probolinggo, pada hari Selasa, 13 Agustus. Peluncuran ini diorganisir dalam format pelatihan jurnalistik yang berlangsung selama satu hari.
Sebanyak 20 peserta yang terpilih mengikuti pelatihan ini. Mereka adalah santriwati yang telah lulus seleksi untuk menjadi calon jurnalis di Biro Humas dan Infokom (Huminfo) Ponpes Nurul Jadid. Melalui pelatihan ini, mereka dibekali keterampilan jurnalistik untuk melaporkan segala kegiatan di Pondok Putri melalui platform media sosial resmi milik Ponpes Nurul Jadid.
Mutmainnah menjelaskan, jurnalis pesantren sangat butuh untuk dibina secara khusus. Sebab, mereka yang akan meliput dan memberitakan semua kegiatan pesantren yang sangat banyak setiap harinya. Baik itu pembinaan dalam skill menulis, juga pembinaan etika.
“Jurnalis pesantren dituntut untuk selalu bersikap ramah pada siapa saja. Mengingat mayoritas narasumber yang akan mereka hadapi adalah pengasuh dan Dewan Biro Pesantren,” tuturnya dilansir jawapos.com.
Selain itu, jurnalis pesantren juga dituntut bisa memanfaatkan media sosial untuk perjuangan dan kemajuan pesantren. “Sekarang kan semua pakai media sosial. Tidak perlu dihindari itu. Memang sudah zamannya. Namun, harus dimanfaatkan untuk perjualan pesantren,” katanya.
Ponirin Mika, Humas Ponpes Nurul Jadid menambahkan, Madrasah Jurnalistik merupakan program tahunan Huminfo yang diadakan perdana setelah vakum selama dua tahun karena pandemic Cobid-19. Tujuan utama Madrasah Jurnalistik ini yaitu meyediakan wadah bagi santri Nurul Jadid yang memiliki minat dan bakat dalam bidang kepenulisan.
Sementara itu, diklat digelar dengan mengundang Pemred Jawa Pos Radar Bromo Hana Susanti sebagai narasumber. Hana memberikan materi tentang teknik menulis berita dan wawancara selama sekitar enam jam. Yaitu, mulai pukul 09.00 sampai 16.00. []