SUARA PESANTREN | Jember–One Pesantren One Product (OPOP) Kabupaten Jember Jawa Timur terus bergerak untuk membangkitkan ekonomi umat. Kali ini OPOP Jember menggarap peternakan domba dan kambing. Menurut Sekretaris OPOP Jember, H Imam Bukhori, prospek peternakan domba dan kambing cukup bagus. Pasar di dalam maupun luar negeri terbuka lebar, khususnya di Timur Tengah.
Katanya, negara-negara di Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia membutuhkan pasokan sekitar 200.000 ton daging kambing dan domba pertahun. Untuk mencukupi kebutuhan daging yang begitu besar itu, mereka mendapat suplay daging dari negara-negara non Muslim seperti Australia, Vietnam, dan sebagainya.
“Kenapa kita yang merupakan negara Muslim terbesar di dunia, tidak memanfaatkan peluang tersebut untuk saudara-saudara kita di Timur Tengah,” ucapnya di Jember seperti dilansir jatimnetwork.com, Senin (29/5/2023).
Owner kopi BIKLA itu menambahkan, selama ini kendala utama peternak domba, kambing, dan sapi adalah susahnya mendapatkan pakan. Para peternak itu masih beternak secara tradisional dengan cara mencari pakan rumput dan daun yang tumbuh liar di sawah dan perkebunan. Padahal, stok rumput di alam bebas itu terbatas, belum lagi jika musim kemarau datang.
“Jika kita beternak dengan cara seperti itu, gak kuat kita cari pakannya, apalagi jumlah domba yang kita pelihara cukup banyak. Untuk sementara, peternakan domba dan kambing akan kita fokuskan di pesantren-pesantren di Umbulsari dan Semboro,” ungkapnya.
Karena itu, lanjut Ustadz Bukhori, OPOP bekerja sama dengan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Jember akan memproduksi pakan ternak secara modern, dengan memanfaatkan sampah lingkungan.
“Pakan ternak yang ini lebih ramah lingkungan, lebih efektif dengan biaya sangat murah,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua LPNU Jember, Imron Rosyadi mengungkapkan bahwa pakan ternak yang akan diproduksinya adalah memanfaakan sampah lingkungan seperti dedaunan yang tak terpakai. Cara kerjanya, sampah-sampah itu difermentasi dengan asam laktat.
“Jadi biangnya adalah asam laktat. Kita akan memproduksi biangnya sebanyak mungkin. Dengan fermentasi biang ini, tidak ada bau yang timbul, dan ini menjadi santapan lahap hewan ternak,” pungkasnya. [roj]