SUARA PESANTREN | Ponorogo — Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Rabu (19/07/2023), secara resmi melepas peserta Jambore Dunia di Inggris. PMDG mengirim 48 orang yang terdiri dari 39 santri serta 9 orang pembimbing menuju kota Manchester pada 22 Juli 2023.
Pembimbing kontingen Gontor di Jambore Dunia, Ustadz Riza Azhari, mengungkapkan kesyukurannya tidak lama setelah kontingen tiba di bandara internasional Manchester, Ahad 23 Juli 2023.
“Alhamdulillah. Perjalanan yang luar biasa, cukup lama, cukup menegangkan, tetapi penuh dengan pendidikan,” kata Ustadz Riza.
“Untuk hari ini, kita akan terlebih dahulu check in di salah satu hotel. Tetapi, sebelum kita masuk hotel, kita akan singgah ke salah satu tempat di Manchester,” sambungnya dalam siaran langsung instagram Pondok Modern Gontor yang dirilis Gontornews.
Selain mengikuti kegiatan bernama resmi World Scout Jamboree (WSJ) ke-25 di Inggris, rombongan juga berencana untuk mengunjungi beberapa perguruan tinggi dan college. “Kita akan pergi ke beberapa tempat, untuk memperluas wawasan dan menambah pengetahuan kita tentang universitas dan college,” jelas putra almarhum KH Abdullah Syukri Zarkasyi tersebut.
“Kami juga akan mengunjungi beberapa muslim group (komunitas muslim) di kota Manchester, Birmingham dan London,” sambungnya.
Untuk kegiatan WSJ ke-25, PMDG membagi kontingen menjadi dua, yaitu: Eagle team untuk kategori putra dan Edeleweis untuk kategori putri. Pembimbing kontingen Eagle team pun memohon doa kepada masyarakat Indonesia agar diberikan kelancaran selama menjalani kegiatan di Inggris.
“Buat teman-teman yang berada di Indonesia, mohon doanya, semoga kita diberikan kekuatan di sini. Untuk ikut acara ini,” ungkapnya.
Tidak lupa, selama di Inggris, PMDG juga telah menitikberatkan agar para kontingen tetap menjaga tata krama, sopan santun dan perilaku. Pada saat yang bersamaan, para kontingan juga harus tetap menjaga nilai-nilai pondok sebagaimana mereka terima selama di pondok.
“Wakil pengasuh menekankan, untuk menjaga attitude ketika di sini, karena ini adalah negara orang. Habitnya berbeda. Suasananya berbeda. Kita harus menjaga nilai-nilai pondok sebagaimana yang sudah dijelaskan dan diterangkan oleh ustadz-ustadz kita sebelumnya,” tutup pembina dari kontingen putri Edelweis. [nk]