PESANTREN | Kita ini ngaji. Kalau ada orang mengatakan di Gontor tidak ada pengajian, itu orang tidak tahu.
Kamu yang ada ini harus tahu dan mengerti. Semua guru harus tahu dan mengerti, karena guru itu bentengnya. Kalau ada serangan musuh, maka guru yang pertama kali sebagai bentengnya. Kalau bentengnya bobol, akan terjadi seperti tahun 1976.
Yang pokok dari yang pokok ialah mengerti. Kamu datang ke Pondok Modern Gontor ini, sudah sampai disini harus kenal. Kenal dan mengerti betul.
Yang dikenal jangan kulitnya saja. Yang dikenal hanya aulanya, gedung saudi-nya, masjidnya. Itu perkenalan orang awam. Yang dikenal harus sampai kepada isi dan inti Pondok Modern.
Kamu melihat apa saja di Pondok Modern Gontor ini. Kamu harus bisa menjawab pertanyaan pertanyaan orang luar atau dalam, mengapa begitu, mengapa begini.
Segala pertayaan mengapa, semua siswa kelas 5 &6 harus dapat menjawab dengan tepat.
Umpamanya ada anak mencuri. Yang dicuri hanya seharga seribu hingga dua ribu rupiah, dan jelas mencuri, tapi diusir juga. Mengapa?
Orang tuanya kan mudah mengganti. Mengapa begitu saja diusir. Semua harus dapat menjawab pertanyaan pertanyaan itu. Kalau kamu bertanya dan kamu sendiri tidak bisa menjawab, itu penyakit.
Pokok dari yang pokok lagi adalah percaya. Kamu masuk pondok ini percaya bahwa pondok ini perlu bagimu dan baik, pondok ini sudah diatur dan sudah dipikir-pikir. Terlebih dahulu kamu harus percaya itu.
Kalau ada yang belum mengerti pun harus percaya. Kalu kamu tidak percaya, kamu rugi, tidak bisa belajar dengan baik dan terkutuk lagi. Kalau belum mengerti, bertanya.
Kita semua yakin dan percaya perintah Allah kepada manusia. Dan kita semua yakin bahwa semua perintah Allah ada hikmahnya. Tahu hikmahnya tau tidak, kita kerjakan.
Mengapa shalat Shubuh hanya dua rakaat? Mengapa shalat Dzuhur yang sudah payah payah disuruh empat rakaat? Kalau bisa menjawab, jawablah. Kalau tidak bisa, jawablah aamantu billah.
Begitu juga kepada pondok ini.
Mungkin belum mengerti betul segala-galanya, tapi percaya. Lebih-lebih percaya kepada keikhlasan guru-guru, keikhlasan pimpinan, keikhlasan segala peraturan. Ini supaya kamu catat sendiri dalam hatimu.
Yang betul-betul belum percaya, haram disini.
Sudah percaya tapi belum tahu, masih lumayan. Tapi kalau belum dan tidak percaya, jangan disini.
Pekan perkenalan ini adalah pokok. Kalau sampai tidak mengerti, rugi. Lebih-lebih kalau dasarnya tidak mau mengerti.
Orang yang tidak tahu tapi tidak mau tahu itu dalam Al-Qur’an dikatakan kal an’am (seperti binatang) bahkan dikatakan bal hum adhallu (bahkan mereka lebih bodoh/sesat).
Orang yang tidak mau mendengarkan dan tidak mau tahu seperti itu, di dunia banyak. Mungkin di antara guru-guru ada yang begitu. Yang seperti itu penyakit.
Kamu harus kembali kepada inti tujuan kesini. Kamu berangkat dari rumah kesini untuk apa. Tentunya sudah punya jawaban.
Tapi mungkin ada yang tidak mau bertanya kepada diri sendiri dan tidak mau ditanya, mengapa datang kesini. Apa datang kesini untuk memimpin? Tidak. Apa datang ke sini untuk mengoreksi pondok? Jawablah dengan hati dan lisanmu.
Bukan hakmu mengoreksi pondok. Yang harus dikoreksi itu murid atau guru? Ada murid mau mengoreksi guru. Itu otak keblinger oleh setan.
Kalau guru-guru ada salahnya kita akui. Tapi yang mengoreksi itu bukan kamu. Yang mengoreksi itu pimpinan sedangkan guru dengan guru saling ingat-mengingatkan.
Tidak semua hal dimusyawarahkan dan di-stem (voting) umpanya di-voting, yang mem-voting juga bukan kamu.
Kalau segala sesuatu di-voting (diambil suara terbanyak) tidak betul. Itu langkah setan iblis. Jangan-jangan dagin babi di-voting. Kalau kalah suara harus ikut makan daging babi. Na’udzubillah.
Di pondok boleh mengkritik, tapi kalau memfitnah itu haram bin haram bin haram bin haram. Kewajiban kami memperbaiki kamu sekalian kalau ada sesuatu yang kurang tepat dengan kritik.
Jagalah dirimu baik-baik, jangan sampai kemasukan fitnah yang dihembuskan iblis, dajjal.
Kamu di sini tamu. Semua siswa itu hukumnya tamu. Tamu sementara, penumpang sementara.
Pondok Modern seperti bis. Kamu menumpang dari Jetis ke Ponorogo. Nanti kalau sudah sampai Ponorogo, kamu turun. Seberapa hakmu di atas bis itu? Seberapa hakmu kalau kamu naik kereta api?
Supaya dimengerti betul-betul punya hak apa. Kamu datang kesini tidak diundang. Kamu datang sendiri untuk belajar. Pokok ini harus senantiasa dipegang teguh, lebih-lebih anak-anak kelas 5 & 6. [fath]