SUARA PESANTREN | Jambi adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir timur, di bagian tengah Pulau Sumatera dengan ibu kota di Kota Jambi. Provinsi dengan luas wilayah 50.160,05 km2 ini, pada pertengahan tahun 2024 memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.795.579 jiwa.
Perkembangan pendidikan Islam dalam hal ini pesantren juga mengalami peningkatan yang signifikan. Bermunculan pesantren-pesantren dengan sistem pendidikan yang tidak kalah dengan lembaga pendidikan umum.
Kali ini, kita akan kupas sekilas dari 7 pesantren terbaik yang ada di Jambi. Semoga ulasan ini bisa memberikan pencerahan kepada pembaca tentang pesantren di wilayah Jambi.
1. Pondok Pesantren Diniyyah Al-Azhar Bungo Jambi
Pondok Pesantren Diniyyah Al-Azhar Bungo Jambi didirikan oleh Hj Rosmaini MS, M.Pd.I pada 1977. Dalam perjalanannya 44 tahun, Diniyyah Al-Azhar memiliki 3 kampus yang terletak di Bungo, Tebo dan Kota Jambi.
Lembaga yang memiliki visi ‘Menuju World Class Institution’ yang menyeimbangkan pola pengajaran terpadu, Al-Qur’an, Hadits serta keilmuan modern ini terus melakukan Pendidikan yang berkualitas.
Para alumni dari Diniyyah Al-Azhar juga mendapatkan kemudahan jalur melanjutkan kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir. Bahkan pada 2020, pesantren ini kerjasama dengan Cambridge University Press dalam penerapan kurikulum pembelajaran Bahasa Inggris.
Soal prestasi, Diniyyah Al-Azhar, beberapa kali meraih predikat sebagai sekolah sehat, kemudian sekolah Adiwiyata. Bahkan tak main-main, penerapan kantin yang mewakili hasil meraih Kantin Bintang 1.
Diniyyah Al-Azhar menjadi sekolah juara dengan perolehan 600 piala setiap tahunnya. Tak sampai disitu, Diniyyah Al-Azhar juga meraih 3 rekor MURI dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Jenjang Pendidikan yang dikelola oleh Diniyyah Al-Azhar, di antaranya, PAUD, TK IT, SD IT, MTs, MA, SMP IT, SMA IT, dan STKIP AD serta STITAD AD. Sedangkan pembinaan non formal Tahfizh Al-Qur’an setiap perideonya.
Fasilitas yang dimiliki Ponpes Diniyyah Al-Azhar merupakan paling lengkap di Provinsi Jambi. Baik di Bungo, gedung belajar berlantai tiga, asrama putri Ashobiyah berlantai tiga yang berdaya tampung mencapai 1500 santri. Asrama putra dapat menampung 1.000 santri, Laboratorium, Lab Bahasa, Kantin bintang 1, kafe, Toko Roti, Minimarket, lapangan Sepakbola, Futsal, Basket, Masjid, rumah guru dan karyawan, dapur umum, DMC (Diniyyah Medical Center), Ambulans, Rumah Lansia , Perpustakaan dan berbagai ruang lainnya.
2. Pondok Pesantren Modern Al-Hidayah Jambi
Pondok Pesantren Modern Al-Hidayah Jambi didirikan oleh Gubernur Jambi, berdasarkan Surat Keputusan No. 226 Tahun 1983 14 Juli 1983 sebagai lembaga pendidikan Agama Islam guna mempersiapkan kader-kader pembangunan di daerah Jambi yang berilmu , beramal, bertaqwa dan terampil.
Lokasi Pesantren terletak di atas tanah milik Pemerintah Provinsi Jambi seluas 16,5 ha yang dibangun untuk fasilitas pendidikan dan lahan pertanian untuk praktik santri yang berlokasi di Jl. Marsda Surya Dharma KM. 10 Kenali Asam Bawah Kota Jambi
Adapun jenjang Pendidikan yang dimiliki oleh Ponpes Al Hidayah, mulai dari PAUD hingga tingat atas (MA) dan Madin dan Tafidz Al Qur’an. Fasilitas yang Dimiliki pondok pesantren dimulai Ruang Belajar (kelas) 35 Unit kapasitas 40 santri, Aula Serbaguna, Masjid, Klinik Kesehatan, Wisma Wali Santri, Kantin Putera/Puteri, Lapangan Futsal, Lapangan Badminton, Lapangan Basket, Auditorium, Perpustakaan, Gedung Perkantoran , Ruang MultiMedia, Dapur Umum Putera/Puteri, Waserda Putera/Puteri, Lapangan Sepak Bola, Lapangan Takraw, Perumahan Dewan Asatidz, Lab. Komputer & Lab. IPA.
3. Pondok Pesantren As’ad Jambi
Pondok Pesantren As’ad tidak terlepas dari keberadaan Langgar Putih yang banyak mempengaruhi keberadaan Pesantren ini. Langgar Putih berlokasi di Kelurahan Ulu Gedong, didirikan pada tahun 1868 oleh Asy Syeh Khotib Mas’ud, selain sebagai tempat peribadatan masyarakat Ulu Gedong dan masyarakat Seberang Kota Jambi, Langgar Putih juga dijadikan sebagai sarana pendidikan Agama Islam.
Setelah beliau wafat ditahun 1889, usaha beliau dilanjutkan oleh keponakannya sekaligus anak angkatnya yaitu Al ‘Alimul ‘Allamah Syeh Abdul Majid Jambi, yang pada waktu belajarnya di Mekkah seangkatan dengan Syeh Ahmad Khotib Minang Kabau.
Pada masa Syeh Abdul Majid Jambi inilah di Langgar Putih mulai mengadakan pengajian Kitab Kuning di daerah Kesultanan Jambi dan berlangsung hingga tahun 1904 karena beliau harus hijrah ke Mekkah gua menghindari penahanan Belanda. Hal tersebut karena selain sebagai seorang Guru beliau juga sebagai penasehat Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
Pengajian di Langgar Putih kembali dibuka oleh Al ‘Alimul ‘Allamah Syeh Haji Ibrahim Putra Al ‘Alimul ‘Allamah Syeh Haji Abdul Majid Jambi yang mendirikan Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong. Langgar Putih ini bekerja sebagai lembaga pendidikan kembali pada tahun 1946 hingga tahun 1951 oleh KH Abdul Qodir Ibrahim. Berdirinya Perguruan AS’AD pada tahun 1369 Hijriah, tepat tanggal 26 Jumadil Awal 1369 H dan selesai pada tanggal 26 Dzulqo’idah 1370 H bertepatan tanggal 29 Agustus 1951 Miladiyah.
Pada tahun 1951 berdirilah sebuah gedung permanen berukuran 35 x 17 meter yang terletak di atas lahan seluas 1 Ha dan pembangunan di Pondok Pesantren As’ad ini berkembang dengan pesat, terbukti dengan banyaknya gedung yang telah dibangun pihak Yayasan pada sa’at ini.
Jenjang pendidikan yang dikelola oleh Pondok Pesantren As’ad ini Pendidikan Formal, SD Islam, MTs dan MA. Sedangkan Pendidikan non formal Madrasah Dini.
4. Pondok Pesantren Nurul Iman Jambi
Pondok Pesantren Nurul Iman didirikan dengan nama Nurul Iman karena mengenang jasa nama ulama besar dari Mlangi, Yogyakarta. Yaitu Mbah Kiai Nur Iman (BPH Sandiyo).
Pesantren ini dirintis sejak tahun 1995 oleh Kiai Haji Shochieb dan Nyai Hj. Raden Ayu Siti Bakhriyah. Secara geografis dan administratif pemerintahan, Pondok Pesantren Nurul Iman terletak di Jalan Tempino KM 17 & 18 Desa Muaro Sebapo, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Awalnya, pada tahun 1994, pondok pesantren ini hanya berupa kelompok pengajian yang diadakan oleh Bapak Kiai Shochieb dan Ibu Nyai Hj. Siti Bakriyah. Lama-kelamaan, pengajian tersebut menjadi pesantren yang memiliki santri hanya dari masyarakat sekitar, namun juga meluas hingga luar wilayah.
Melihat dinamika perkembangan pesantren dan kebutuhan masyarakat, kini telah dikembangkan beberapa lembaga pendidikan seperti Madrasatul Khuffadz, Madrasah Salafiyah I, II, III, dan IV, serta Majelis Taklim.
Pada tahun 2001, di atas tanah wakaf telah didirikan PAUD, SMP, SMA, SMK Islam al-Arief yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Iman. Nurul Iman juga mendirikan pesantren khusus mahasiswa di Mendalo, Jambi, yang bernama Pondok Pesantren Aswaja Nusantara.
5. Pondok Pesantren Saadatuddarein Jambi
Setelah gugurnya Sulthan Thaha Saipuddin, KH. Abdul Majid merasa bahwa keberadaan didaerah Jambi mulai terancam oleh Belanda. Atas saran beberapa pihak, beliau hijrah ke negeri Makkah Al Mukarromah, di kota suci ini beliau murid-muridnya yang berasal dari pelbagai suku bangsa dan dari negerinya asalnyapun banyak murid yang menuntut ilmu darinya.
Kelak murid-murid beliau inilah yang mendirikan beberapa madrasah dan pondok pesantren dikawasan kota seberang, diantaranya adalah KH.Ahmad Syukur yang mendirikan Pondok Pesantren Sa’adatuddaren. Sedangkan KH. Abdul Majid sendiri sekembalinya dari Makkah mendirikan madrasah Nurul Iman di kelurahan Ulu Gedong yang sekarang ini.
Pada tahun 1915 M/1333 H atas izin Allah SWT didirikanlah Lembaga Pendidikan Islam yang diberi nama “Sa’adatuddaren” oleh KH. Ahmad Syukur. Beliau sendiri hanya sempat memimpin lebih dari enam tahun. Pada tahun 1921 beliau wafat dalam usia terbilang muda yaitu 47 tahun. Tongkat dipimpin dilanjutkan oleh muridnya KH. Abdurrahman yang mengikuti selama kurang satu tahun dan dilanjutkan oleh murid Guru Gemuk yang lain yaitu KH. Abu Bakar Saipuddin pada tahun 1923 M hingga masa penjajahan Jepang.
Kemudian kepemimpinan Lembaga Pendidikan ini dijabat secara berurutan oleh KH. Abdullah Syargawi (Guru Sidol), KH. Tengku M. Zuhdy (Guru Jubah Hitam), KH. Abdul ‘Aziz (Guru Jantan), KH. Ahmad Zaini H.Abd. Qodir (Guru Zaini). Setelah pulang KH. M. Jeddawi Abu Bakar dari Makkah Al Mukarromah, kepemimpinan langsung dipegang oleh KH. M. Jeddah dan setelah beliau wafat yaitu pada tahun 1989, kepemimpinan ini dipegang oleh KH. Ahmad Zaini dan hanya berlangsung selama delapan bulan karena kesehatan dan usia beliau sudah lanjut, maka kepemimpinan ini dipegang oleh Ki. Abdul Qodir Mahyuddin mulai tahun 1990 sampai dengan tahun 2003 dan dilanjutkan oleh KH. Helmi Abdul Majid sampai saat ini.
6. Pondok Pesantren Al Munawaroh Jambi
Pondok Pesantren Tahfidz Al-Quran Wal Hadits ( Talwah) Al- Munawwaroh Sei. Misang Bangko di dirikan oleh Bapak H. Rotani Yutaka, SH ( B upati Merangin Periode 1998-2008) pada bulan Juni tahun 2001. Ketua Yayasan Hj.Maznah Rotani. Pontren “Talwah” Al- Munawwaroh ini terletak di tengah kota Bangko sekitar 1 km dari pusat Kota Jambi.
Pondok pesantren yang beralamat di Sei.Misang Kel. Dusun Bangko memiliki Lembaga Pendidikan mulai dari SD-IT, MTs dan Madrasah Aliah dengan jumlah santri mencapai 800 orang.
Program Akademik Pesantren Tahfid Al-Quran Wal Hadits Al-Munawwaroh diarahkan untuk mencapai Pesantren Visi dan Misi. Fasilitas yang dimiliki, Asrama, Mushola, Perpustakaan, dan lainnya.
7. Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Jambi
Pondok Pesantren Mambaul Ulum Jambi adalah salah satu pesantren dengan program utama kajian kitab kuning yang ada di Kota Jambi. Pesantren yang berdomisili di Jalan Berebah, Rt. 24, Kelurahan Talang Bakung, Kecamatan Paalmerah, Kota Jambi ini sangat kondusif bagi mobilitas santri karena dekat dengan berbagai sarana publik.
Pesantren yang pembelajaran kitab kuning dan aktivitas zikir ini didirikan pada tanggal 9 Juli 2001 (bertepatan dengan tanggal 17 Rabiul Akhir 1422 H) oleh Kiai Selamet Baharuddin. Dengan bantuan warga sekitar, Kiai Selamet Baharuddin memulai pembangunan pesantren dengan keikhlasan dan fasilitas seadanya di atas tanah pribadi milik beliau yang hanya berukuran 300 meter persegi.
Pada tahun 2016, Kiai Selamet Baharuddin sebagai pendiri sekaligus pengasuh utama pesantren ini meninggal dunia dan tampuk kepemimpinan pesantren Mambaul Ulum dibahas oleh kedua putra beliau yakni Dr. Shofa Saifillah Al-Faruq, M.Pd.I dan Dr. Bima Risyta Al-Faruq , M.S.
Saat ini, selain program pengajian kitab kuning dan tahfizul qur’an, Pesantren Mambaul Ulum Kota Jambi telah mengelola beberapa lembaga pendidikan dari berbagai jenjang mulai dari Raudathul Athfal (RA) Mambaul Ulum, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mambaul Ulum, Madrasah Tsanawiyah (MTs) ) Mambaul Ulum, Madrasah Aliyah (MA) Mambaul Ulum, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mambaul Ulum, hingga Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Mambaul Ulum.
Makin tumbuhnya pesantren di Jambi khususnya di Muaro Jambi ini menjadi kabar baik akan hadirnya lembaga Pendidikan Islam di masyarakat. Tentunya setiap pesantren dalam pendidikannya menekankan pentingnya kebersihan lingkungan pesantren agar tempat belajar para santri menjadi kondusif.
Untuk itu, harus ada peran serta dari Masyarakat, organisasi yang peduli tentang kesehatan di lingkungan pesantren. Di antara organisasi itu adalah PAFI Kab. Muaro Jambi yang juga harus berperan mengedukasi masyarakat dalam hal Kesehatan.[]